Strategi Membangun Backlinks Berkualitas
https://asia-note.blogspot.com/2016/01/strategi-membangun-backlinks-berkualitas.html
Berdasarkan pengalaman
saya, jumlah backlinks tidak bisa menjamin ranking sebuah website akan lebih
baik di mesin pencari. Bahkan, backlinks yang terlalu banyak menuju sebuah
website justru bisa menyebabkan website tersebut mengalami ‘masalah’, misalnya
posisinya merosot di search engine, bahkan bisa mengalami deindex atau dihapus
dari daftar hasil pencarian search engine.
Berikut ini adalah Strategi Membangun Backlinks
1. Penggunaan Anchor Text
Kalau jaman dulu, membuat
posisi website untuk kata kunci tertentu biasanya dengan menggunakan anchor
text yang persis seperti kata kunci yang dibidik (exact match)
sebanyak-banyaknya. Tapi jaman Google Penguin dan Panda, cara seperti ini tidak
dianjurkan karena justru akan membuat website yang dibacklinks mendapat
masalah.
Persentase Anchor text
yang dianjurkan untuk backlinks:
Exact match: 0 – 15%
(misalnya: Toko sepatu murah, pakaian wanita trendy, jasa SEO murah, bisnis online,
dll)
URL: 30% – 80% (misalnya:
www.maxmanroe.com, www.kaskus.co.id, pengusaha.co, dll)
Brand: 10% – 80%
(misalnya: Detik, Kaskus, Maxmanroe, Google, Yahoo, dll)
Random: 30% – 80%
(misalnya: klik link ini, kunjungi website, lihat website, buka website, dll)
Untuk angka persentase
tidak harus persis seperti yang saya sebutkan di atas, bisa dikira-kira sendiri
oleh pemilik website. Yang pasti, backlinks yang digunakan sebaiknya dibuat
dengan anchor text yang berfariasi.
2. Sumber Backlink Yang
Relevan (link relevancy)
Banyak internet marketer
dan blogger yang tidak perduli sumber backlinksnya dari mana saja, yang penting
dapat backlinks. Kalau Anda salah satu orang yang sering berpikir seperti itu,
maka Anda harus mengubahnya karena relevansi sebuah sumber backlinks sangat
berpengaruh pada kualitas backlink yang kita bangun. Misalnya saja saya
memiliki blog dengan konten/ topik tentang Internet Marketing, tentunya akan
lebih baik bila mendapatkan backlinks dari website/ blog yang punya topik yang
sama atau masih berkaitan dengan topik website saya.
Selain itu, konten di
sekitar links juga sangat berpengaruh pada kualitas link tersebut. Misalnya
saya membuat sebuah artikel yang membahas tentang “Cara menanam cabai” pada
sebuah blog yang topiknya tentang Agrobisnis. Lalu tiba-tiba ada link di dalam
artikel tersebut yang menuju halaman website lain yang isinya tentang “Tips
merawat sepeda motor”. Tentunya ini bukan cara yang benar dalam membangun
backlinks untuk website kita.
Persentase backlink dari
website / konten dari situs lain yang relevan:
Website: 40% – 80%
(misalnya: Web tentang bisnis online nge-link ke web tentang SEO)
Konten: 70% – 90%
(misalnya: konten tentang cara membuat website nge-link ke web tentang bisnis
online)
3. Variasi sumber
backlinks (link diversity)
Ini sangat penting untuk
diperhatikan ketika membangun backlinks ke website kita. Sebuah website
biasanya akan mendapatkan ranking yang sangat bagus bila website tersebut
mendapat links dari berbagai jenis website dibandingkan bila links berasal dari
satu jenis website.
Kita bisa membangun links
dari beberapa sumber, diantaranya; Web 2.0, Web PDF sharing, situs media sosial
(Facebook, Twitter, Google plus), Blog roll, situs berbagi gambar (Pinterest),
Forum, Social bookmarking, dan lain-lain. Semakin bervariasi sumber backlinks
ke website kita maka akan terlihat lebih natural.
4. Rel Nofollow dan
Dofollow
Banyak blogger dan
internet marketer yang “meremehkan” link nofollow dan hanya memberikan
backlinks dofollow kepada website mereka. Fakta yang ada di ‘lapangan’ adalah
sangat banyak website yang memiliki ranking bagus di SERP setelah diberikan
backlinks nofollow. Memang link nofollow tidak akan “menyumbang” untuk page
rank (PR) sebuah website, tapi tetap akan memberikan link juice.
Persentase jumlah backlink
nofollow untuk website yang disarankan:
10% – 40%
5. Backlink dari IP dan C
Blocks yang berbeda
IP (internet protocol)
adalah alamat sebuah komputer yang unik pada jaringan internet, atau bisa juga
dianalogikan seperti alamat rumah kita, nomor rumah, nomor kode pos, dan
daerah. Internet protocol (IP) di Indonesia misalnya 103.244.204.0 dan
103.244.245.0. Nah, C blocks adalah angka yang saya bold dan digaris bawahi.
Backlinks yang berasal
dari website dengan IP dan C blocks yang berbeda jauh lebih baik dibandingkan
dengan backlinks dari website dengan IP dan C blocks yang sama. Yang dimaksud
di sini adalah host sebuah website yang nge-link ke situs Anda berasal dari IP
dan C blocks yang berbeda. Misalnya, Web 2.0 seperti Blogger.com,
WordPress.com, Tumblr.com, Blog.com, dan lain-lain. Jadi, jika Anda memiliki
beberapa website dimana hostingnya berasal dari satu host, sebaiknya Anda
berhati-hati dalam memasang link satu sama lain.
6. Distribusi arah link ke
website
Sebaiknya backlinks
diarahkan ke beberapa halaman di dalam satu website, jangan hanya memberikan
links ke home page saja. Beberapa orang mungkin terlalu fokus memberikan
backlink ke home page, tapi menurut pengalaman saya, akan lebih baik jika
distribusi backlinks juga diarahkan ke halaman lain (inner pages) di dalam
website tersebut.
Persentase jumlah
backlinks ke homepage dan inner pages yang disarankan:
Home page: 20% – 50%
Inner pages: 50% – 80%
7. Scheduling backlinks
(Timing)
Membangun backlinks ke
website/ blog akan lebih baik bila dikerjakan secara bertahap agar terlihat
natural. Coba bandingkan mana yang lebih natural, 1000 backlinks yang dibangun
hanya dalam satu hari lalu tidak ada backlinks di hari-hari berikutnya ATAU 1000
backlinks yang dibangun dalam 3 bulan – sekitar 11 link per hari – secara
bertahap, Anda pasti sudah tahu jawabnya. Membangun backlinks ke sebuah website
dengan jumlah terlalu banyak dan dalam tempo yang singkat akan memberikan
sinyal pada mesin pencari bahwa situs Anda dioptimasi dengan cara yang
berlebihan. Resiko yang bisa terjadi adalah website tersebut akan mengalami
penurunan ranking atau bahkan deindex.