Power Supply Dan Bagian Bagiannya
https://asia-note.blogspot.com/2016/02/power-supply-dan-bagian-bagiannya.html
Pada
dasarnya power supply termasuk dari bagian power conversion. Power conversion
sendiri terdiri dari tiga macam: AC/DC
Power
Supply,DC/DC Converter,dan DC/AC Inverter. Power supply untuk PC sering juga
disebut sebagai PSU (power supply unit).
PSU
termasuk power conversion AC/DC, Fungsi utamanya mengubah listrik arus
bolak-balik (AC) yang tersedia dari aliran listrik (di Indonesia, PLN). Menjadi
arus listrik searah (DC) yang dibutuhkan oleh komponen pada PC.
Power
supply diharapkan dapat melakukan fungsi-fungsi berikut ini:
Rectification:
Konversi input listrik AC menjadi DC.
Voltage
Transformation:
Memberikan keluaran tegangan/voltage DC yang sesuai dengan yang
dibutuhkan.
Filtering:
Menghasilkan arus listrik DC yang lebih bersih, bebas
dari ripple ataupun noise listrik yang lain.
Regulation:
Mengendalikan tegangan keluaran agar tetap terjaga, tergantung pada tingkatan
yang dinginkan, beban daya, dan perubahan kenaikan temperatur kerja juga
toleransi perubahan tegangan daya input.
Isolation:
Memisahkan secara elektrik output yang dihasilkan dari sumber input.
Protection:
Mencegah lonjakan tegangan listrik (jika terjadi), sehingga tidak terjadi pada
output, biasanya dengan tersedianya sekering untuk auto shutdown jika hal ini
terjadi.
Idealnya,
sebuah power supply dapat menghasilkan output yang bersih, dengan tegangan
output yang konstan terjaga dengan tingkat toleransi dari tegangan input, beban
daya, juga suhu kerja, dengan tingkat konversi efisiensi 100%.
Konversi
AC ke DCUntuk konversi dari listrik AC ke DC, ada dua metode yang mungkin
digunakan. Pertama dengan linear power suply. Ini adalah rangkaian AC ke DC
yang sangat sederhana.
Setelah listrik AC dari line input
di-step-down oleh transformer, kemudian di jadikan DC secara sederhana dengan
rangkaian empat diode penyearah. Komponen tambahan lain adalah kapasitor untuk
meratakan tegangan. Tambahan komponen yang mungkin disertakan adalah linear
regulation, yang bertugas menjaga tegangan sesuai yang dinginkan, meski daya
output yang dibutuhkan bertambah.
Linear
power supply dapat Anda temukan pada DC power adapter sederhana. Ia
memungkinkan untuk diproduksi dengan ongkos yang minimum. Kelemahan utamanya
pada tingkat power conversion dengan efisiensi yang rendah. Berikutnya adalah
dibutuhkanya ukuran transformer yang besar, untuk daya ampere yang besar.
Tingkat efsiensi konversi yang rendah (sekitar 50%), juga menyebabkannya
mengeluarkan panas yang besar saat beroperasi.
Switching
Power Supply
Power
suply untuk PC membutuhkan daya besar, dengan tingkat panas yang minim dan
tegangan yang lebih terjaga. Linear power supply tidak cocok untuk hal ini.
Maka digunakan metode switching power suply. Jauh lebih kompleks, tapi
menawarkan tingkat efisiensi dan daya lebih besar. Kelebihan utama pada
kemampuan mengendalikan tegangan output agar tetap terjaga. Pulse Width
Modulation (PWM) adalah sinyal utama yang memberikan perintah, untuk mengendalikan
tegangan, sekiranya terjadi perubahan beban pada output. Ia dapat bekerja dalam
selang waktu singkat, hanya dalam hitungan micro second.
Secara
sederhana, apa yang terjadi pada power supply adalah sebagai berikut. Input
listrik AC 220V via rectifier (diubah ke DC), filter (membersihkan dari noise
sumber listrik AC). Dimungkinkan juga ditambah dengan rangkaian PFC (power
factor corection). Sejumlah kapasitor berkapasitas besar juga digunakan untuk
lebih meratakan tegangan. Rangkaian kapasitor ini juga dihubungkan dengan
field-efect transistor (biasanya oleh MOSFET).
Metal-oxide
semi conductor field-efect transistor (MOSFET) terhubung secara serial dengan
sisi input transformer berfungsi sebagai on-of switch. Ia akan mengomunikasikan
(fedback) sekiranya terjadi perubahan daya yang dibutuhkan, berupa sinyal PWM.
Contohnya adalah sebagai berikut, sewaktu jalur 12V DC membutuhkan arus daya 6A
saat PC dengan load normal. Saat bekerja full load, meningkat hingga 8A, ini
akan menyebabkan tegangan output power supply turun. Feedback dikirim ke
sirkuit PWM dengan adanya perubahan tegangan tersebut, yang akan membuat MOSFET
berubah state menjadi on, dan menyampaikan pada sisi input transformer. Hasil
akhirnya, dalam waktu singkat, tegangan output akan kembali normal (DC 12V).
Switching
power supply memiliki frekuensi antara 30 kHz-150 kHz (bahkan lebih tingi
lagi). Selang waktu untuk mengembalikan ke tegangan yang dinginkan tidak akan
lebih dari 33 micro second. Sedangkan dengan linear power supply, menggunakan
frekuensi yang sama dari line AC input (50 Hz untuk Indonesia).
Dengan
Upgrade Power Supply, Apakah Menambah Beban Daya dan Tagihan Listrik?
Banyak
penguna PC yang salah kaprah dalam melakukan perkiran perhitungan daya listrik
yang digunakan. Khususnya untuk hubungannya dengan power supply. Perlu digaris
bawahi di sini adalah power supply tugasnya adalah menyediakan catu daya yang
dibutuhkan oleh system. Artinya, jika power supply yang digunakan memiliki
supply daya 500W,sedangkan komponen dalam system hanya membutuhkan catuan daya
350W, maka daya yang dibutuhkan power supply hanya 350W (dikalikan power
factor).
Menggunakan
power supply dengan kemampuan suplai daya yang lebih besar dibandingkan dengan
kebutuhan daya sangat disarankan. Power suply yang bekerja (jauh) dibawah
suplai daya maksimal dapat bekerja lebih maksimal, tanpa harus mengeluarkan
panas yang berlebihan. Untuk masalah daya yang dibutuhkan akan sangat
berpengaruh dengan power factor.
Makin
rendah power factor, tingkat efisiensi dari power supply juga semakin rendah.
Artinya akan butuh makin banyak input daya untuk menghasilkan daya yang sama,
dibandingkan power supply yang memiliki power factor yang lebih baik. Karena
dalam proses konversi AC ke DC menjadi lebih efektif, dan makin sedikit daya
yang terbuang menjadi panas. Menggunakan power supply dengan tingkat efisiensi
yang baik, jelas dapat mengurangi pengeluaran.
Berapa
Besar Penghematan yang didapat, menggunakan Power Supply dengan Power Factor
yang Tinggi?
Sebagian
penguna PC masih memikirkan mahalnya harga power supply yang sudah mengunakan
PFC. PFC termasuk salah satu variabel yang memastikan sebuah power supply
dengan tingkat power factor yang semakin efisien. Selisih antara power suply
dengan PFC dan power supply non-PFC memang cukup tinggi. Selisih sekitar US
$40, dan akan lebih terasa saat dikonversikan ke mata uang rupiah. Namun jika
memperhitungkan penghematan yang didapatkan, sebetulnya hal ini cukup masuk
akal.
Untuk
lebih jelasnya akan kami ilustrasikan sebagai berikut:
Power
supply A, rated 550W dengan power factor0,74. Artinya untuk dapat menghasilkan
daya sebesar 450 W diperlukan daya input 608,10W. Katakanlah power supply B
dengan PFC, rated 550 W dengan PFC. Efisisensi power factor 0,82. Untuk
menghasilkan daya output sebesar 450W, hanya akan memerlukan daya input
548,78W. Sampai di sini,terlihat hanya perbedan sekitar 60W dan mungkin belum
memiliki arti apapun.
Katakanlah
penggunaan harian PC Anda akan beroperasi selama rata-rata 8 jam dalam sehari.
Jadi dalam satu tahun power supply A akan membutuhkan daya sebesar
608,10x8x365=1.775.652 Wh atau setara dengan 1.776 kWh. Sedangkan, power supply
B hanya akan membutuhkan 548,78 x 8 x 365 = 1.602.437,6 atau dibulatkan menjadi
1.603 kWh. Dalam setahun, kedua power supply tersebut memiliki selisih daya
173kWh.
Sekarang
dikonversi kerupiah. Dengan tarif dasar listrik (TDL), katakanlah sekitar Rp
500, maka penghematan 173 kWh berarti penghematan sebesar Rp 86.500. Jika
asumsi umur teknis power supply sekitar 5 tahun, tidak kurang selisih penghematan
biaya rekening listrik dapat mencapai Rp 400 ribu. Jumlah nominal yang sama
untuk mendapatkan power supply dengan PFC. Dengan keuntungan, komponen Anda
mendapatkan catuan daya yang lebih baik, panas yang dihasilkan lebih minim dan
seterusnya.
Perhitungan
ini merupakan perhitungan kasar. Akan berbeda dengan jenis komponen yang
digunakan, lama dan intensitas penggunan dan beberapa faktor lain yang tidak
dipertimbangkan dicontoh ini.
Power
Supply Berapa Watt? Seberapa Pentingkah Hal Ini?
Beberapa
merk power supply memiliki standar yang berbeda untuk menyatakan hal ini. Yang
paling penting untuk diperhatikan adalah wattage untuk suhu kerja maksimum.
Namun untuk informasi tersebut, sering tidak disampaikan produsenya.
Kebanyakan
menyatakan watage untuk suhu ruangan ( ± 25° C ). Ini hanya akan terjadi pada
saat power supply baru mulai beroperasi. Ketika sudah beroperasi secara terus
menerus, suhu akan meningkat ( ± 40~50° C ). Ini dapat menurunkan kemampuan
wattage hingga 33-50 %, tergantung komponen yang digunakanya.
Sebaiknya
Anda tidak lagi semata-mata memperhatikan kemampuan watage. Tapi lebih jeli
lagi, melihat watage untuk suhu kerja sesuai dalam penggunaan nantinya.
Berat
Power Supply
Ada
pendapat berat dari power supply akan mempengaruhi kualitasnya. Layaknya
speaker, dikarenakan kemampuan magnet pada driver yang digunakan. Hal ini tidak
tepat diberlakukan untuk power supply pada PC.
Masih masuk akal untuk power supply DC adapter yang lain, dikarenakan
masih ada korelasi dengan berat transformer (yang didominasi oleh gulungan
tembaga), akhirnya menentukan besar kuat arus yang mampu ditangani.
Berat
power supply memang didominasi transformer. Heatsink untuk mendinginkan
utamanya transistor dan beberapa komponen panas yang lain juga mendominasi
bagian dalam power supply. Tapi, heatsink terbuat dari bahan alumunium yang
sangat ringan.
Sedangkan,
yang sangat menentukan kualitas sebuah power supply lebih pada dua variabel
ini. Desain dan pilihan penggunan komponen di dalamnya. Keduanya memang secara
tidak langsung akan memperngaruhi berat power supply secara keseluruhan. Namun,
bukan seperti pernyatan diatas. Desain yang berbeda membuat power supply akan
menggunakan jenis dan jumlah komponen yang berbeda. Sebagai contoh transistor.
Beratnya tidak akan lebih dari 1 gram, dengan ukuran standar.
Perbedan
adalah pesifikasi dan merk transistor yang digunakan. Ini tentunya akan
berpengaruh dengan harga. Transistor yang murah, dapat menjalankan fungsi
sebagai (biasanya) switch, namun akan menghasilkan panas yang lebih banyak
dibandingkan transistor high-quality. Akibatnya, transistor yang lebih panas
membutuhkan pendinginan yang lebih baik agar dapat tetap bekerja dengan normal.
Ini juga berlaku untuk diode ataupun IC power, gabungan dari keduanya. Komponen
lain seperti kapasitor, resistor tidak akan memerlukan heatsink.
Seperti
yang sudah disampaikan, panas juga menjadi masalah tersendiri pada power
supply. Produsen tentunya akan selalu mencoba mencari komponen seefisien
mungkin untuk mengoptimalkan ongkos produksi. Beberapa produsen mengambil
alternatif dengan cara mengunakan komponen yang murah. Efek sampingnya,
komponen ini akan lebih mudah panas. Solusinya dengan melepas panas yang dihasilkan
secepatnya. Dengan luas penampang heatsink yang bertambah drastis, ataupun
aliran udara ekstra. Ingat, ini bukan menghilangkan panas, hanya memindahkan
panas secepatnya dari power supply.
Solusi
tersebut lebih banyak digunakan, mengingat tambahan heatsink ataupun fan lebih
ekonomis. Setidaknya dibandingkan mengunakan komponen yang lebih berkualitas
dalam power suply. Tentunya ada beberapa efek samping. Noise fan bertambah
untuk mengusir panas. Komponen murah juga memiliki kecenderungan hanya menghasilkan
nilai efisiensi yang rendah, karena lebih banyak energi yang akan dilepas dalam
bentuk panas.
Jadi ada
beberapa petunjuk untuk menilai power supply secara sekilas, meski tidak 100%
akurat. Jumlah fan pendingin yang banyak, bukan lagi pertanda bagus. Artinya
banyak panas yang dihasilkan dan perlu ditanggulangi dengan fan tersebut. Kabel
yang digunakan di dalamnya juga dapat dijadikan acuan. Nomor kabel menentukan
luas penampang atau diameter kabel yang digunakan (makin besar nomor, makin
tipis/sempit), makin kecil semakin baik. Pada kabel untuk 24 pin power konektor
biasanya digunakan kabel 16 AWG, sedangkan kabel lain menggunakan minimal 18
AWG.
Kualitas
konektor di dalam molex juga perlu diperhatikan. Kebanyakan mengunakan bahan
besi. Tapi, yang paling baik mengunakan bahan ataupun berlapis emas. Tentu saja
gold-plated konektor akan sangat mahal, juga mengingat konektor pada kebanyakan
motherboard juga masih berbahan metal, ini tidak akan memberikan peningkatan
yang berarti.
Macam-macam konektor pada PSU
Konektor untuk Mainboard
ada 2 jenis yaitu 20 pin dan 24 pin.
Di bawah ini contoh untuk
jenis mainboard dengan 20 pin
Yang ini untuk jenis
mainboard dengan 24 pin
Konektor Untuk HDD, CDROM,
FAN
Kabel warna kuning
( + 12 Volt )
Kabel warna Hitam
( Ground )
Kabel warna Hitam
( Ground )
Kabel warna merah
( + 5 Volt )
Konektor untuk Floppydisk,
LS120, Zipdrives
Kabel warna kuning
( + 12 Volt )
Kabel warna Hitam
( Ground )
Kabel warna Hitam
( Ground )
Kabel warna merah
( + 5 Volt )
Konektor untuk HDD SATA
Kabel warna Orange
( + 3.3 Volt )
Kabel warna Hitam
( Ground )
Kabel warna merah
( + 5 Volt )
Kabel warna Hitam
( Ground )
Kabel warna kuning
( + 12 Volt )