Freelancer dengan Penghasilan 500 Dollar Sebulan
https://asia-note.blogspot.com/2016/05/freelancer-dengan-penghasilan-500.html
Setelah lebih dari 15
tahun bekerja kantoran di bidang perbankan dan teknologi informasi, Reni
Heryani memutuskan untuk menjadi freelancer. Dorongan utama menjadi freelancer
adalah karena dia menyadari dirinya sebagai seorang istri sekaligus seorang
ibu.
“Sejak tiga tahun yang
lalu sebelum resign saya sudah mulai fokus pada mimpi saya sebagai 'home
working mom'. Banyak informasi yang saya dapat tapi kebanyakan tentang
affiliate marketing, MLM online, bahkan yang lebih parah lagi banyak informasi
sampah mengenai bekerja dari rumah. Ini saya saring,”
Setelah browsing sana sini mulailah Reni berkenalan dengan sebuah situs freelancer. Saat itu dia belum terjun menjadi freelancer, baru sebatas ingin tahu saja. Tetapi perkenalannya dengan dunia freelancer itu membuka matanya, bahwa pekerjaan yang didambakannya itu ada! Karena masih sibuk dengan pekerjaan yang ia tangani, baru enam bulan lalu Reni memutuskan dengan yakin untuk mengundurkan diri dan fokus sebagai freelancer.
“Akhirnya mendapat project
pertama saya sebagai translator, yang berlanjut pada beberapa project
berikutnya dengan penghasilan dalam dollarsetiap bulannya. Sekarang saya
optimis bahwa mimpi saya sebagai 'home working mom' bisa terwujud,” ujarnya lugas.
Dengan menjadi freelancer,
Reni merasa mampu menyelesaikan pekerjaan dari rumah, tanpa harus pusing dengan
tekanan dari pimpinan, kemacetan, dan masalah anak-anak. Sebab, sekarang ia
bisa mendapatkan uang sekaligus punya waktu lebih banyak bersama anak-anak.
“Mungkin secara jumlah
memang belum sebesar gaji saya waktu bekerja dulu. Tapi saya merasa ‘nilainya’
jadi jauh lebih besar dari yang selama ini saya dapatkan, karena waktu bersama
keluarga dan bisa bekerja dari rumah,” paparnya.
Menurut Reni menjadi
freelancer mempunyai kelebihan dan juga kekurangan. Hal yang menyenangkan yakni
bisa bekerja dari rumah, bisa memilih pekerjaan yang sesuai dengan keahlian,
dan bisa menentukan sendiri besaran upah. Selain itu, seorang freelancer bisa
setiap saat memutuskan berhenti ketika yang memberikan project (employer)
diketahui tidak jujur dan menuntut berlebihan. Kalau kerja kantoran, kata dia,
hal ini tidak bisa dilakukan karena ada saat suka tidak suka, tetap bekerja.
“Ketika menjadi freelancer
kita bekerja dengan waktu yang fleksiblel, karena setiap kita mem-bidding suatu
project, kita bisa menawar sendiri berapa lama proyek tersebut bisa kita
kerjakan sesuai dengan job desk pekerjaan tersebut,” tambahnya.
Sementara itu, menjadi
freelancer bukan berarti tidak ada kekurangannya. Menjadi freelancer jelas
membuat kita tidak bisa mendapatkan uang dengan besaran yang tetap setiap
bulannya (seperti saat menerima gaji tetap kalau kita bekerja di kantor).
Penghasilan sebagai freelancer tergantung banyaknya proyek dan nilai proyek
yang kita dapat setiap bulannya. Artinya, bisa lebih besar atau lebih kecil.
Untuk mendapatkan suatu
proyek kita harus melakukan tawar-menawar untuk proyek-proyek sesuai keahlian
kita. Hal ini tidak mudah karena harus bersaing dengan user dari seluruh dunia.
Tetapi menurut Reni, justru di bagian itulah tantangannya.
Apa saja proyek yang bisa
ditangani?
Reni membeberkan bahwa
proyek yang masih ia jalani saat ini adalah menjadi translator atau penerjemah
bahasa. “Saya mencoba untuk ikut mem-bidding proyek menjadi translator yang
kebetulan saat itu ditawarkan oleh employer untuk menjadi translator bahasa
Inggris-Indonesia.
“Awalnya percaya diri
saja, merasa saya punya skill untuk itu. Saya ikutan bidding walaupun agak
sedikit pesimis karena yang ikut sudah punya pengalaman dan sertifikasi, tapi
saya pikir 'nothing to loose' lah. Toh gagal pun saya tidak mengalami kerugian
finansial apa pun,” tuturnya.
Beberapa hari kemudian,
Reni menerima pemberitahuan kalau project tersebut jatuh ke akunnya atau
disebut awarded. Ketika memulai mengerjakan project itu, ternyata memang tidak
sulit, danbisa dilakukan per hari dalam waktu 1-2 jam saja, dari Senin sampai
Jumat secara online dari rumah.
“Saya dibayar per kata
dari yang saya terjemahkan. Pembayarannya sebulan sekali sesuai kesepakatan,
dan setiap bulannya saya bisa mendapatkan 400 - 500 dollar, dan itu masih bisa
lebih,” ujarnya meyakinkan.
Bagaimana cara mendapatkan
pekerjaan atau project saat menjadi freelancer?
Caranya mudah, kalau kita sudah jadi member di suatu situs penyedia
informasi lowongan pekerjaan paruh waktu seperti Freelancer.com atau Freelancer.co.id.
Reni mengaku dengan menjadi
member di situs, ia tinggal ikut melakukan penawaran proyek-proyek yang
tersedia di sana, disesuaikan dengan skill atau keahlian yang dimiliki.
Berikutnya, kita tentukan berapa nilai proyek dan durasi proyek yang kita
tawarkan, lalu membuat proposal singkat untuk meyakinkan employer bahwa kita
pantas mendapatkan project mereka. Lalu kita tinggal menunggu notifikasi atau
pemberitahuan berikutnya.
Disampaikan Reni, setiap
hari ada ratusan pekerjaan yang ditawarkan oleh seluruh employer dari seluruh
dunia. Triknya, penting sekali untuk memilih employer yang sudah mempunyai
sistem pembayaran yang sudah terverifikasi, dan mereka mau membuat milestone
atau tanda jadi alias uang muka.
Jika dilihat dari sisi
penghasilan, sebenarnya dunia freelancer dan dunia kerja yang formal sama-sama
menjanjikan. Semua tergantung dari kerja keras dan kemauan kita. Banyak malah
yang mempunyai penghasilan lebih besar sebagai freelancer dibandingkan
pekerjaan umumnya. Malah, tidak sedikit yang kemudian berhenti bekerja dan memilih
untuk menjadikan freelancer sebagai sumber utama penghasilannya.
“Apalagi untuk seorang
wanita dan ibu seperti saya, sekali lagi nilainya akan lebih tinggi
dibandingkan jika kita bekerja kantoran,” ujarnya.
Namun lagi-lagi ini soal
pilihan. Karena budaya di Indonesia lebih melihat bukan sekadar penghasilan
tapi juga jenjang karier. Berbicara karier, tentu saja hal ini tidak ada dalam
dunia freelancer. Kembali lagi, semua itu pilihan.
Sumber :
Kompas.com